Sabtu, 09 November 2013

SEKOLAHNYA MANUSIA MEMBUAT ANAK DISIPLIN BUKAN SEBALIKNYA

By Munif Chotib

Bismillahirrohmanirrohim.
Saya masih ingat, pada tahun-tahun pertama saya menerapkan konsep Sekolahnya Manusia yang memberikan kebebasan kepada anak untuk beraktivitas dan berpikir, banyak orangtua kurang setuju. Ketika saya tanya apa alasannya? Saya mencatat bermacam-macam jawabannya, antara lain:
• Kelas jadi ramai, anak tidak bisa duduk diam.
• Anak banyak beraktivitas, jalan ke sana, jalan ke sini, bahkan keluar kelas, lalu kapan belajarnya?
• Anak tambah nakal dan tidak disiplin.
Nah sekitar itulah alasan mereka. Saya mencoba memberi informasi yang seimbang dan Insyallah benar kepada banyak orangtua.
Pertama: BELAJAR ITU STUDENT CENTER. Belajar itu lebih bagus jika siswa sebagai pusat. Siswa yang aktif. Jika dalam sebuah kelas gurunya yang aktif. Ceramah terus atau lari sana, lari sini, sedangkan siswanya duduk diam seperti robot. Maka saya khawatir siswa tidak mendapat apa-apa. Artinya jika di sebuah kelas ramai oleh aktivitas belajar siswa, maka itu kelas yang sehat. Paradigma guru mengajar siswa mendengar harus kita ubah dengan siswa berbicara dan beraktivitas sedagnkan gurulah yang mendengar mereka.

Kedua: DISIPLIN ITU DIMULAI DENGAN SEBUAH ATURAN. Jujur, kita terlalu cepat bilang anak kita tidak disiplin. Padahal disiplin harus diawali dengan sebuah peraturan yang harus dimengerti anak kita. Disiplin adalah kelanggegan anak kita mentaati peraturan yang sudah mereka pahami. Dalam proses belajar di sekolahnya manusia, guru wajib membuat lessonplan (RPP). Dan dalam RPP berisi banyak strategi mengajar. Kalau kita lihat dalam strategi mengajar terdapat prosedur aktivitas untuk siswa-siswa kita. Prosedur aktivitas ini selalu ditandai dengan urutan nomor. Sungguh, prosedur aktivitas inti sebenarnya adalah aturan dalam proses belajar mengajar. Contoh, siswa diminta berbaris. Diminta berkelompok. Diminta keluar kelas untuk meneliti sesuatu. Diminta berpasangan dan saling bertanya tentang topik materi bahasan. Walhasil penuh dengan tahapan-tahapan aturan. Memang jarang ada strategi mengajar dalam sekolahnya manusia yang memerintahkan siswanya duduk dian seperti robot. Nah, jika sebenarnya hal itu yang terjadi, maka kedisiplinan anak kita akan muncul, sebab sudah diawali dengan sebuat aturan, berupa tahapan-tahapan (prosedur aktivitas). Saya malah heran, beberapa orang mengartikan anak disiplin itu harus duduk diam, tidak boleh berdiri, apalagi sampai keluar kelas. Sungguh aneh!.
Semoga tulisan ini banyak menjawab kegundahan orangtua siswa tentang makna BELAJAR dan makna DISIPLIN. Terakhir ada sebait puisi sederhana dari saya.
Jika anak kita bergerak, itu belajar
Jika anak kita berlari, itu belajar
Jika anak kita jatuh, itu belajar
Jika anak kita bebas ungkapkan segala hal, itu belajar
Jika anak kita tahu sebab dia bersalah, itu belajar
Jika anak kita mulai membuat sesuatu yang baru, itu belajar
Sungguh belajar itu tidak hanya duduk diam
Bahagianya bisa berbagi



Dishare dan diperbaharui oleh Admin, 10/11/2013
Dari tulisan Munif Chotib

0 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More